SHARE

Istimewa

Situasi yang sama juga dialami 32 persen pekerja di Indonesia. Kondisi tersebut membuat sejumlah besar data rahasia tersimpan di perangkat pribadi atau endpoint. Untuk mengelola data yang sangat banyak yang dihasilkan di level edge tersebut, organisasi/perusahaan harus bisa mencegah, mendeteksi dan merespon berbagai ancaman tersebut di mana pun lokasi kejadiannya.

Maka dari itu perusahaan harus bisa menciptakan langkah darurat agar bisa menjaga keamanan datanya di luar jaringan perusahaan terutama bagi mereka yang menerapkan sistem kerja hibrid dengan kerja jarak jauh.

Perusahaan dapat berinvestasi di infrastruktur keamanan siber yang fleksibel, terukur, dan dapat dikelola, serta memastikan pencegahan proaktif terhadap ancaman keamanan dan kehilangan data menggunakan teknologi AI, machine learning, dan deteksi behavioural-endpoint yang mudah diterapkan.

Dengan investasi teknologi yang tepat, perusahaan bisa dengan mudah bertransisi antara bekerja dari rumah dan di kantor dengan risiko operasional bisnis yang minimal.

Tentunya dengan persiapan matang lewat dukungan infrastruktur TI yang handal maka para pekerja yang bekerja jarak jauh bisa menyediakan lingkungan kerja yang fleksibel bagi para pegawainya.

Selain itu juga kesuksesan sebuah perusahaan saat ini tidak hanya tentang menyediakan teknologi yang tepat. Perusahaan juga perlu meningkatan keterampilan digital dan kesejahteraan karyawan saat mereka berusaha untuk mengatasi berbagai tantangan lainnya saat bekerja dari rumah, seperti kaburnya batasan antara kehidupan profesional dan pribadi.

Keberhasilan sebuah tempat kerja yang terhubung pada akhirnya bergantung pada kemampuan perusahaan untuk mengadopsi budaya kerja yang fleksibel dan didukung oleh infrastruktur teknologi yang tepat, untuk memungkinkan inovasi dan moda kerja jarak jauh yang efektif.

Halaman :