SHARE

Istimewa

Keputusan menaikkan status kebencanaan itu berdasarkan hasil evaluasi aktivitas vulkanik secara visual dan kegempaan yang menunjukkan terjadi peningkatan aktivitas.

Saat ini Gunung Karangetang merupakan gunung api paling aktif di Indonesia dengan seringnya mengalami kejadian erupsi hampir setiap tahun. Karakteristik erupsinya berupa erupsi eksplosif tipe strombolian serta pertumbuhan kubah lava yang sering diikuti oleh kejadian guguran lava.

Bahaya Gunung Karangetang umumnya diakibatkan oleh guguran lava dari kubah lava dan bahaya sekunder berupa lahar. Risiko bahaya semakin tinggi karena daerah di sekitar Gunung Karangetang memiliki jarak antara batas pantai dengan pusat erupsi hanya lebih kurang empat kilometer dan di dalam area itu juga terdapat banyak pemukiman.

Sejak tahun 2000 sampai sekarang, data anomali thermal mencatat ada 1.237 titik panas di Gunung Karangetang. Akumulasi volume magma yang dikeluarkan sebanyak 145 juta meter kubik atau sekitar 21.000 meter kubik per hari.

Sementara itu sejak 24 November 2018 sampai sekarang satelit thermal masih merekam ada 107 titik panas di gunung api tersebut. Akumulasi volume magma yang dikeluarkan mencapai 7 juta meter kubik.

"Mengacu pada potensi bahaya erupsi Gunung Karangetang saat ini, maka diimbau untuk tidak melakukan aktivitas pada radius 2,5 kilometer dari kawah utama serta perluasan sektoral ke arah selatan dan tenggara sejauh 3,5 kilometer," pungkas Oktory.
 

Halaman :