SHARE

Ilustrasi (istimewa)

Dalam kesempatan tersebut, ahli lingkungan dan kerusakan tanah dari IPB University Basuki Wasis mengatakan kebakaran hutan dan lahan seperti di areal gambut menimbulkan kerugian ekologis dan ekonomis.

Basuki mengingatkan bahwa pemulihan total seperti kondisi semua sangat sulit dilakukan, meski terus dilakukan pemulihan fungsinya.

"Kalau ekologis, begitu terbakar hilang itu semuanya, termasuk subsiden. Yang kita bisa pulihkan adalah fungsinya," jelas akademisi IPB University itu.

Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Indonesia dalam beberapa tahun terakhir mengalami penurunan luasan kebakaran hutan. Setelah sempat mengalami kebakaran di areal seluas 1,6 juta hektare pada 2019, terjadi penurunan menjadi 296.942 ha areal yang terbakar pada 2020 dan 229.978 ha pada 2021.

Halaman :