SHARE

Istimewa

CARAPANDANG - Harga minyak turun pada Senin sore, memangkas kenaikan awal karena investor mengambil untung menyusul lonjakan pada sesi sebelumnya.

Meski demikian pasar masih dalam bayang-bayang ketakutan pasokan karena Uni Eropa mempersiapkan larangan impor minyak mentah Rusia dan peningkatan terbatas dalam produksi OPEC.

Minyak mentah berjangka Brent merosot 1,42 dolar AS atau 1,3 persen, menjadi diperdagangkan di 110,13 dolar AS per barel pada pukul 06.53 GMT. Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS diperdagangkan 1,10 dolar AS atau 1,0 persen lebih rendah pada 109,39 dolar AS per barel.

Kedua harga acuan, yang melonjak sekitar empat persen Jumat (13/5/2022) lalu, sebelumnya naik lebih dari satu dolar AS per barel, dengan WTI mencapai tertinggi sejak 28 Maret di 111,71 dolar AS per barel.

"Investor meraup keuntungan setelah kenaikan tajam Jumat lalu," kata Naohiro Niimura, mitra di Market Risk Advisory.

"Tetap saja, dengan larangan yang direncanakan oleh Uni Eropa terhadap minyak Rusia dan peningkatan lambat dalam produksi OPEC, harga minyak diperkirakan akan tetap mendekati level saat ini di dekat 110 dolar AS per barel sampai mereka menuju lebih rendah akhir tahun ini karena melemahnya permintaan global," katanya.

Uni Eropa bertujuan untuk menyetujui embargo bertahap pada minyak Rusia bulan ini meskipun ada kekhawatiran tentang pasokan di Eropa timur, empat diplomat dan pejabat mengatakan pada Jumat (13/5/2022), menolak saran penundaan atau memperlonggar proposal.

Pekan lalu, Moskow menjatuhkan sanksi pada beberapa perusahaan energi Eropa, menyebabkan kekhawatiran tentang pasokan.

Di tempat lain OPEC+, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya termasuk Rusia, telah mengesampingkan rencana yang telah disepakati sebelumnya untuk peningkatan produksi karena kurangnya investasi di ladang minyak di beberapa anggota OPEC dan, baru-baru ini, penurunan dalam produksi Rusia.

Halaman :