SHARE

Istimewa

Selain itu, mereka juga harus mampu belajar cepat untuk melihat kelemahan-kelemahan masa lalu agar tidak masuk pada lubang yang sama.

"Saran ketiga adalah digitalisasi apakah kita senang manual atau mulai belajar dengan negara-negara yang sudah menerapkan e-voting?" ucapnya.

Ia mengatakan bahwa teknologi informasi itu adalah jantungnya KPU. Berhasil atau tidaknya KPU ke depan, dibobol atau tidaknya, tergantung pada kemampuan di bidang TI.

"Kalau pun tetap ingin manual, teknologinya jangan manual juga. Harus lebih canggih untuk mengantisipasi potensi jual beli suara, penggelembungan suara, dan suara siluman. Timnya harus benar-benar yang punya jam terbang yang berkelas," katanya.

Di sisi lain, Pangi menilai anggota KPU yang baru merupakan orang-orang terbaik hasil dari seleksi yang ketat mulai dari administrasi hingga uji kelayakan dan kepatutan.

Oleh karena itulah, publik sangat mengharapkan terjadinya banyak perbaikan yang harus dilakukan oleh kepengurusan KPU masa jabatan 2022—2027 ke depannya.

"Kita menunggu bagaimana anggota KPU yang baru dilantik ini menyelenggarakan pemilu nanti, baik dari sisi kapabilitas maupun mitigasi masalah, terutama masalah-masalah klasik agar tidak terulang lagi," ujarnya.

Halaman :