SHARE

istimewa

Sementara itu, Ahli Epidemiologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Iwan Ariawan menilai pelaksanaan vaksinasi yang baik dan cepat hanya dapat terjadi jika ada kerja sama yang baik antara pemerintah pusat dan daerah.

"Saat ini pemerintah pusat sudah baik dalam penyediaan dan alokasi stok vaksin," katanya.

Dia juga menilai pelaksanaan di kabupaten/kota sebagian besar sudah baik tetapi ada beberapa kabupaten/kota yang lambat vaksinasinya. Daerah tersebut perlu dipantau masalah yang dihadapi dan solusi nya yang dibutuhkan.

"Pada rapat koordinasi mingguan, tiap kabupaten/kota yang cakupan rendah dibahas dan dicarikan solusi yang disepakati untuk segera dilaksanakan," tutur Iwan.

Maka itu, menurut dia jumlah orang yang divaksinasi harus terus dikejar. Peningkatan cakupan yang lambat sering terjadi pada lansia karena kesulitan mereka untuk datang ke tempat vaksinasi.

"Dalam kondisi ini pemda harus lebih aktif untuk mendatangi mereka langsung ke rumah-rumah," tambahnya.

Dia menyampaikan data di Indonesia, baik saat periode Delta maupun Omicron menunjukkan orang yang belum divaksinasi, risiko untuk menjadi berat dan meninggal 5-15 kali tergantung umur dan komorbid lebih tinggi dari yang sudah divaksinasi 2 dosis

"Jadi vaksinasi COVID-19 di Indonesia sudah terbukti bermanfaat untuk mencegah terjadinya keparahan dan meninggal karena COVID-19. Masyarakat perlu menyadari ini dan saat ini komunikasi tentang manfaat vaksinasi ini juga semakin ditingkatkan oleh Kemenkes," ujarnya.

Halaman :
Tags
SHARE