SHARE

istimewa

Sementara sterling jatuh ke level terendah sejak 23 Desember saat Inggris dan Uni Eropa tampak jauh dari menemukan kesepakatan pasca-Brexit atas Irlandia Utara, menambah tekanan dari data inflasi AS.

Sterling terakhir turun 1,12 persen pada 1,3406 dolar AS setelah melewati level terendah Jumat lalu (5/11/2021) di 1,3425 dolar AS, ketika mata uang tersebut terpukul oleh keputusan mengejutkan bank sentral Inggris untuk mempertahankan suku bunga tidak berubah.

Di pasar uang kripto, bitcoin melonjak ke level tertinggi sepanjang masa 69.000,00 dolar AS setelah data inflasi AS tetapi terus melemah dan terakhir turun 1,0 persen pada 66.221,75 dolar AS.

Sementara Federal Reserve sudah mengurangi pembelian obligasinya, Nancy Davis, pendiri Quadratic Capital Management di Greenwich, Connecticut mengatakan "kenaikan suku bunga mungkin tidak cukup untuk membalikkan inflasi" karena Fed tidak mengendalikan kemacetan rantai pasokan dan pengeluaran fiskal.

"Jika inflasi tidak mereda, Federal Reserve mungkin perlu melakukan tapering yang lebih substansial dan menaikkan suku bunga, yang dapat merugikan saham dan obligasi," kata Davis.

Terhadap yen Jepang, greenback terakhir naik 0,89 persen menjadi 113,875 yen setelah menyentuh tertinggi sesi di 114 yen. Pada Selasa (9/11/2021) dolar telah mencapai level terendah sebulan terhadap yen.

Greg Anderson, kepala strategi valuta asing global di BMO Capital Markets di New York mengatakan data inflasi yang "cukup mengejutkan" termasuk kenaikan harga perumahan yang tajam menunjukkan bahwa harga-harga konsumen yang tinggi "tidak mungkin terbukti sementara."

Dolar Australia turun 0,64 persen terhadap greenback di 0,733 dolar AS setelah di awal sesi mencapai 0,73270 dolar AS, level terendah sejak 13 Oktober. Dolar Selandia Baru turun 0,95 persen pada 0,7064 dolar AS.

 

Halaman :
Tags
SHARE