SHARE

Sri Mulyani

CARAPANDANG - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menyampaikan bahwa persepsi terhadap keterbatasan perempuan dalam melakukan suatu pekerjaan hanya sebuah halangan artifisial atau buatan.

“Batasan-batasan itu sebetulnya adalah sesuatu yang sangat artifisial yang dibuat lebih karena kebiasaan, inilah yang disebut level playing field yang tidak sama yang kemudian menyebabkan banyak generasi perempuan merasa tidak mampu, tidak bisa, tidak boleh untuk bekerja di bidang tertentu,” ujar Menkeu Sri Mulyani dalam Bincang Kartini Masa Kini yang dilaksanakan secara daring, Kamis.

Menkeu menyampaikan persepsi terhadap sebuah pekerjaan atau sebuah aktivitas di anggap bukan untuk perempuan atau perempuan dianggap tidak mampu atau dalam melakukan suatu pekerjaan merupakan fenomena yang terjadi di seluruh dunia.

Kalaupun seorang perempuan akhirnya dapat pekerjaan masih dianggap tidak mampu. Kalaupun mampu kemudian muncul stigma lain dianggap tidak pantas.

“Perempuan harus melakukan perjuangan karena persepsi norma sosial budaya bahkan interpretasi agama memberikan kendala sekaligus memberikan batasan mengenai apa yang dianggap bisa atau tidak boleh bagi perempuan,” katanya.

Oleh karena itu pada peringatan Hari Kartini 21 April ini, Menkeu meminta seluruh perempuan untuk tidak mudah menyerah atau jangan mudah takut jika dipersepsikan melakukan hal yang dianggap tidak biasanya dilakukan oleh perempuan.

“Kalau Anda bisa melakukan satu pekerjaan yang biasanya tidak pernah perempuan melakukan sebelumnya dan ternyata Anda bisa kontribusi, Anda akan disebut memecah dan menghancurkan apa yang disebut glass ceiling atau langit-langit yang membatasi perempuan,” tuturnya.

Menkeu juga menyarankan kepada perempuan yang memiliki cita-cita tinggi dan ambisi yang tinggi untuk berbuat yang baik dan bermanfaat bagi masyarakat, untuk meningkatkan kapasitas, kompetensi, ilmu, karakter, dan sikap.

Halaman :