SHARE

Elly Rianingsih

CARAPANDANG.COM - Wabah Covid-19 telah lebih dari enam bulan melanda Indonesia. Hampir semua sektor kehidupan manusia terdampak langsung oleh  wabah pandemi Covid-19, tak terkecuali bidang Pendidikan. Padahal tugas mencerdaskan kehidupan bangsa harus tetap dilakukan dalam situasi dan kondisi apapun dengan tetap mengutamakan keamanan dan keselamatan pendidik, peserta didik, tenaga kependidikan dan warga masyarakat. 

Untuk itu, dengan mempertimbangkan kebutuhan pembelajaran, berbagai masukan dari para ahli dan organisasi serta mempertimbangkan evaluasi implementasi SKB Empat Menteri, yakni Kemendikbud, Kemendagri, Kemenkes, dan Kemenag, tentang panduan Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19, Pemerintah melakukan penyesuaian. Hal ini terkait dengan pelaksanaan pembelajaran di zona selain merah dan oranye, yakni di zona kuning dan hijau, untuk dapat melaksanakan pembelajaran tatap muka dengan penerapan protokol kesehatan yang sangat ketat. Bagi daerah yang berada di zona oranye dan merah dilarang melakukan pembelajaran tatap muka di satuan pendidikan dan tetap melanjutkan Belajar dari Rumah (BDR).

Karena pada masa pandemi ini belum memungkinkan untuk dilakukan pembelajaran secara normal, ratusan ribu sekolah terpaksa ditutup. Hal ini untuk mencegah penyebaran virus korona. Ada sekitar 68 juta siswa melakukan kegiatan belajar dari rumah  dan sekitar empat juta guru melakukan kegiatan mengajar jarak jauh. Semua itu agar proses belajar mengajar tetap bisa berjalan.

Dalam taklimatnya Mendikbud mengatakan,  “Selama masa pandemi Covid-19  ini Kemendikbud juga menyusun Pedoman Pelaksanaan Kebijakan Belajar Dari Rumah (BDR), dengan maksud untuk memastikan hak anak untuk tetap mendapatkan layanan pendidikan; mencegah penyebaran dan penularan Covid-19  di satuan Pendidikan dan memastikan pemenuhan dukungan psikososial bagi pendidik, peserta didik dan orang tua wali”, ungkap Nadiem  (Republika, 7/8).

Sebagai solusi pembelajaran jarak jauh bagi satuan PAUD, Kemdikbud telah menyiapkan sumber belajar  bagi satuan pendidikan yang memiliki infrastruktur IT yang memadai dan bisa diakses oleh guru, orang tua dan peserta didik yaitu melalui Anggun PAUD, Sahabat Keluarga dan Rumah Belajar.  Bagi yang tidak mempunyai akses daring, bisa melalui TVRI atau Radio Edukasi Balai Pengembangan Radio Pendidikan di Yogyakarta. Dan jika tidak ada akses keduanya maka satuan PAUD bisa melaksanakan pembelajaran melalui kunjungan rumah dengan catatan bahwa daerah tersebut tidak terkena penularan virus Covid-19  dan harus memperhatikan protokol kesehatan dengan ketat.

Sesungguhnya pembelajaran jarak jauh ini merupakan tantangan bagi pendidik PAUD untuk lebih kreatif dan inovatif  dalam mengajar.  Dalam hal rencana kegiatan pembelajaran, harus disesuaikan dengan usia dan tahap perkembangan peserta didik serta berisi dengan kegiatan yang menyenangkan. Karena pada dasarnya anak belajar melalui bermain.

Kegiatan Belajar Dari Rumah juga diharapkan mampu memberikan pelajaran yang bermakna bagi siswa, dapat difokuskan pada pendidikan kecakapan hidup, dan aktivitas dapat bervariasi sesuai minat dan kondisi masing-masing tanpa membebani peserta didik dan orang tua.  Hasil dari aktivitas belajar perlu diberi umpan balik dari pendidik yang bersifat kualitatif  yang bisa bermanfaat bagi pendidik sendiri dalam melakukan evaluasi.

Ada banyak kendala yang timbul dalam pelaksanaan kegiatan Belajar Dari Rumah antara lain kesulitan guru dalam mengelola Pembelajaran Jarak Jauh dan masih terfokus dalam penuntasan kurikulum. Sementara itu di PAUD khususnya, beberapa kendala yang dihadapi oleh orang tua diantaranya adalah orangtua/Ibu yang bekerja, di mana pendidikan dalam keluarga belum maksimal, apalagi di era sekarang sebagian ibu yang memiliki anak usia dini adalah wanita bekerja.

Selain itu kendala yang lain meliputi  keterbatasan fasilitas, ketidakmampuan penguasaan teknologi, orang tua tidak didesain menjadi guru dan kendala komunikasi dengan sekolah atau guru.

Untuk mengatasi kendala tersebut tentu saja pihak lembaga PAUD dan orang tua harus ada kesepakatan untuk bekerja sama yang meliputi ; Merencanakan program kegiatan BDR yang inovatif, dimana saat ini lembaga yang tidak mau mengikuti perubahan sama dengan mati, artinya lembaga tersebut akan kekurangan murid bahkan bisa dikatakan tidak mendapatkan murid. Kemudian memperbaiki komunikasi dengan orang tua murid, bisa dilakukan melalui parenting, webinar, bisa juga dilakukan melalui pesan singkat, pesan suara, video call, dan sebagainya.

Untuk mendukung adanya kegiatan Pembelajaran Jarak Jauh selama pandemi Covid-19  di satuan PAUD, pemerintah memberikan honor bagi pendidik PAUD, subsidi untuk pembelian paket quota internet bagi guru melalui dana BOP PAUD dan bagi orang tua peserta didik, dengan catatan nomor aktif dan sudah terdaftar di dapodik. Sehingga diharapkan membantu pendidik dalam melaksanakan kegiatan Pembelajaran Jarak Jauh.

Itulah beberapa solusi yang diberikan pemerintah agar proses belajar mengajar tetap berjalan. Tentu kita semua berharap wabah pandemi Covid-19 segera berlalu. Sehingga proses belajar mengajar di PAUD dapat berjalan normal kembali. Sehingga guru dan siswa dapat bertemu di kelas/sekolah kembali. Semoga. [**]

**Oleh:  Elly Rianingsih
Penulis merupakan Ketua HIMPAUDI Klaten


Tags
SHARE