SHARE

carapandang.com | Andika

CARAPANDANG.COM - Wakil Ketua Komisi I DPR, Abdul K Almasyhari, mengatakan, calon panglima TNI, Jenderal TNI Andika Perkasa, ingin menggunakan diplomasi militer dan pendekatan humanis dalam menyelesaikan persoalan di Papua.

Hal itu menurut dia terungkap saat sang jenderal TNI AD itu menyampaikan visi-misinya sebagai calon panglima TNI dalam uji kelayakan di Komisi I DPR.

"Apa yang akan dilakukan untuk memberikan perubahan persepsi terhadap Indonesia dari masalah-masalah yang selama ini menyangkut Papua, seolah-olah Indonesia ada pada posisi salah. Rupanya bukan kekuatan militeristik yang akan diturunkan namun ingin mengedepankan diplomasi militer," kata Almasyhari, dalam Empat Pilar MPR RI dengan tema "Panglima TNI Baru dan Tantangan Ketahanan NKRI", Senin.

Ia menjelaskan, Perkasa --alumnus Akademi Militer pada 1987-- memaparkan bahwa tidak pernah menganggap seluruh warga negara Indonesia sebagai "musuh".

Ia katakan, sang jenderal itu tidak mungkin menganggap "musuh" kalau mau menyelesaikan persoalan di Papua secara pertemanan untuk mengurangi distorsi dan tindakan.

Ia senang dengan pernyataan dan komitmen Perkasa, yang memiliki masa dinas aktif tinggal sekitar 13 bulan lagi itu, dalam menyelesaikan persoalan di Papua dengan pendekatan humanis.

"Pertanyaan saya: Apakah Bapak akan terapkan pada semua potensi kerusuhan atau potensi yang buat kerusuhan, (Jenderal Andika menjawab): Ya, saya harus adil terhadap semua. Hal itu yang saya catat secara baik," ujarnya.

Dalam diskusi tersebut, anggota Komisi I DPR, Dave A Fikarno, mengatakan, Perkasa dalam pemaparan visi-misinya sebagai calon panglima TNI banyak memaparkan strategi menyelesaian persoalan di Papua.

Bahkan menurut dia, setengah lebih dari waktu pemaparan visi-misi dan tanya-jawab digunakan untuk memaparkan strategi penyelesaian persoalan di Papua.

"Isu Papua seperti yang kita ketahui harus siap-siap karena akan berlanjut. Persoalan di Papua tidak bisa diserahkan pada satu sektor atau sisi saja, penggunaan militer memang penting dan perlu," katanya.

Hal itu menurut dia karena masih ada ancaman dan serangan secara militer yang terus terjadi, berarti masih ada yang memasok senjata, peluru, dan dana bagi kelompok teroris di Papua.

Menurut dia, salah satu kebijakan Jenderal Andika kedepan adalah menurunkan prajurit pada pengisian pos-pos militer seperti Kodam, Koramil, dan Kodim, serta akan disiapkan Satuan Tugas.

"Itu baru TNI AD, belum dari pangkalan-pangkalan laut dan udara karena masih banyak kekosongan. Jadi penambahan prajurit di sana bukan berarti otomatis hanya penebalan pasukan untuk memerangi rakyat namun kebutuhan itu masih banyak yang kosong," ujarnya.

Tags
SHARE