CARAPANDANG - Berbuat dan menghadirkan manfaat menjadi prinsip dasar hidup bagi Jajang Kurnia. Sosok yang lahir dari keluarga sederhana ini memiliki mimpi besar menjadi Anggota DPD RI dari daerah Pemilihan Jawa Barat pada Pemilu 2024. Melalui kursi senator inilah dia optimis prinsip hidupnya akan semakin nyata dirasakan oleh masyarakat luas, khususnya bagi warga Jawa Barat.
Berjuang dengan keterbatasan telah mendidik pria kelahiran Jakarta, 9 Desember 1986 menjadi pribadi yang tangguh dan peduli terhadap sesama.
Tumbuh dalam keluarga besar dengan kondisi sosial-ekonomi yang sangat sederhana, membuat pria yang disapa Kang JK mengerti betul arti perjuangan untuk bertahan hidup. Kondisi inilah yang menempa kepekaan sosialnya kepada orang-orang kurang beruntung dan masyarakat pra-sejahtera.
Semangat juang untuk meretas hidup yang lebih baik, membuatnya tidak sungkan untuk melakukan pekerjaan apa pun. Dengan berpegang prinsip “Yang Halal pasti Berkah”, saat remaja dia pernah berjualan sayur di pasar, berjualan pakaian keliling, menjajakan roti, serta menjadi sales donat agar bisa mengenyam pendidikan tinggi.
Berkat perjuangan yang keras ini, Kang JK berhasil mengenyam pendidikan yang tinggi, yakni S1 di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP), UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan S2 di Fakultas Ilmu Sosial Politik (FISIP), Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ).
Aktivis berdarah Sunda
Meski lahir di Jakarta, anak keempat dari selusin bersaudara ini memiliki darah Sunda yang kuat, pasalnya sang ayah berasal dari Garut, Jawa Barat. Citra rasa Sundanya semakin kental setelah mempersunting mojang dari Tasikmalaya bernama Emalia Fatimah. Dan dari hasil perkawainannya Kang JK dikarunia tiga orang anak.
Meski saat kuliah diisi dengan berdagang tidak menyurutkan semangatnya menjadi aktivis kampus. Idealisme untuk memberantas ketimpangan sejatinya sudah dilakukan Kang JK sejak masih di bangku kuliah.
Status mahasiswa yang merupakan agent of sosial change mengantarkannya aktif di pelbagai organisasi pergerakan. Salah satunya Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Cabang Ciputat. Mewakili IMM, pada tahun 2010 ia dinobatkan menjadi salah satu calon Ketua BEM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dan selama aktif di IMM, Kang JK ikut aktif dalam pelbagai kegiatan berskala nasional. Di antaranya, Panitia Muktamar XIV IMM di Lembang, Bandung, Jawa Barat dan Tim Penolong MDMC pada Muktamar 1 Abad Muhammadiyah di Yogyakarta.
Setamat kuliah, dia langsung mengaktualisasikan ilmunya di bidang politik dengan bergabung ke DPD RI. Berawal dari staf administrasi pada tahun 2012, Kang JK lantas dipercaya untuk menjadi Staf Ahli Anggota DPD RI sejak tahun 2014 sampai sekarang. Kiprahnya di DPD RI tidak hanya sebatas menjalankan tugas-tugas yang dibebankan Anggota, tetapi turut serta menjemput program dari kementerian dan lembaga. Bahkan, berbekal pengalaman berorganisasi di Muhammadiyah, Kang JK mengkoordinir rekan-rekannya untuk mendirikan Forum Komunikasi Staf Anggota DPD RI (FOKUS DPD RI). Organisasi yang berusaha untuk mengelola keberagaman NKRI menjadi kekuatan produktif untuk memberdayakan masyarakat di seluruh pelosok Nusantara.
Selama menjadi Staf Ahli DPD RI, Kang JK masih terus aktif di Persyarikatan Muhammadiyah. Beberapa program yang didapat dari DPD RI dan mitra kerja, ia salurkan untuk membantu sekolah-sekolah Muhammadiyah, menyelenggarakan kegiatan sosialisasi atau seminar, dan masih banyak lagi. Keaktifannya di Muhammadiyah juga mendapat dukungan dari mertuanya yang merupakan pengurus ranting Muhammadiyah di Tasikmalaya.
Pengalaman lebih dari satu dekade menjadi Staf Ahli DPD RI, menjadi salah satu modal Kang JK untuk berikhtiar mencalonkan diri sebagai Anggota DPD RI dari daerah Pemilihan Jawa Barat. Keinginannya sederhana. Meningkatkan kapasitas diri untuk memperluas pengabdian kepada masyarakat.
Bagi Kang JK menjadi anggota DPD RI merupakan sarana perjuangan dan ladang amal untuk menebar kebaikan dan kebermanfaatan bagi sesama. Menurutnya, amanat yang telah diberikan rakyat harus diwujudkan dengan kerja-kerja nyata untuk menghantarkan kesejahteraan dan kebahagiaan, khususnya bagi warga Jawa Barat.
Berjuang dengan keterbatasan telah mendidik pria kelahiran Jakarta, 9 Desember 1986 menjadi pribadi yang tangguh dan peduli terhadap sesama.
Tumbuh dalam keluarga besar dengan kondisi sosial-ekonomi yang sangat sederhana, membuat pria yang disapa Kang JK mengerti betul arti perjuangan untuk bertahan hidup. Kondisi inilah yang menempa kepekaan sosialnya kepada orang-orang kurang beruntung dan masyarakat pra-sejahtera.
Semangat juang untuk meretas hidup yang lebih baik, membuatnya tidak sungkan untuk melakukan pekerjaan apa pun. Dengan berpegang prinsip “Yang Halal pasti Berkah”, saat remaja dia pernah berjualan sayur di pasar, berjualan pakaian keliling, menjajakan roti, serta menjadi sales donat agar bisa mengenyam pendidikan tinggi.
Berkat perjuangan yang keras ini, Kang JK berhasil mengenyam pendidikan yang tinggi, yakni S1 di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP), UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan S2 di Fakultas Ilmu Sosial Politik (FISIP), Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ).
Aktivis berdarah Sunda
Meski lahir di Jakarta, anak keempat dari selusin bersaudara ini memiliki darah Sunda yang kuat, pasalnya sang ayah berasal dari Garut, Jawa Barat. Citra rasa Sundanya semakin kental setelah mempersunting mojang dari Tasikmalaya bernama Emalia Fatimah. Dan dari hasil perkawainannya Kang JK dikarunia tiga orang anak.
Meski saat kuliah diisi dengan berdagang tidak menyurutkan semangatnya menjadi aktivis kampus. Idealisme untuk memberantas ketimpangan sejatinya sudah dilakukan Kang JK sejak masih di bangku kuliah.
Status mahasiswa yang merupakan agent of sosial change mengantarkannya aktif di pelbagai organisasi pergerakan. Salah satunya Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Cabang Ciputat. Mewakili IMM, pada tahun 2010 ia dinobatkan menjadi salah satu calon Ketua BEM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dan selama aktif di IMM, Kang JK ikut aktif dalam pelbagai kegiatan berskala nasional. Di antaranya, Panitia Muktamar XIV IMM di Lembang, Bandung, Jawa Barat dan Tim Penolong MDMC pada Muktamar 1 Abad Muhammadiyah di Yogyakarta.
Setamat kuliah, dia langsung mengaktualisasikan ilmunya di bidang politik dengan bergabung ke DPD RI. Berawal dari staf administrasi pada tahun 2012, Kang JK lantas dipercaya untuk menjadi Staf Ahli Anggota DPD RI sejak tahun 2014 sampai sekarang. Kiprahnya di DPD RI tidak hanya sebatas menjalankan tugas-tugas yang dibebankan Anggota, tetapi turut serta menjemput program dari kementerian dan lembaga. Bahkan, berbekal pengalaman berorganisasi di Muhammadiyah, Kang JK mengkoordinir rekan-rekannya untuk mendirikan Forum Komunikasi Staf Anggota DPD RI (FOKUS DPD RI). Organisasi yang berusaha untuk mengelola keberagaman NKRI menjadi kekuatan produktif untuk memberdayakan masyarakat di seluruh pelosok Nusantara.
Selama menjadi Staf Ahli DPD RI, Kang JK masih terus aktif di Persyarikatan Muhammadiyah. Beberapa program yang didapat dari DPD RI dan mitra kerja, ia salurkan untuk membantu sekolah-sekolah Muhammadiyah, menyelenggarakan kegiatan sosialisasi atau seminar, dan masih banyak lagi. Keaktifannya di Muhammadiyah juga mendapat dukungan dari mertuanya yang merupakan pengurus ranting Muhammadiyah di Tasikmalaya.
Pengalaman lebih dari satu dekade menjadi Staf Ahli DPD RI, menjadi salah satu modal Kang JK untuk berikhtiar mencalonkan diri sebagai Anggota DPD RI dari daerah Pemilihan Jawa Barat. Keinginannya sederhana. Meningkatkan kapasitas diri untuk memperluas pengabdian kepada masyarakat.
Bagi Kang JK menjadi anggota DPD RI merupakan sarana perjuangan dan ladang amal untuk menebar kebaikan dan kebermanfaatan bagi sesama. Menurutnya, amanat yang telah diberikan rakyat harus diwujudkan dengan kerja-kerja nyata untuk menghantarkan kesejahteraan dan kebahagiaan, khususnya bagi warga Jawa Barat.
.jpg "Hindari Wabah HFMD dan DBD Dengan Jaga Kebersihan")
.jpg "IOC: AI Bisa Dimanfaatkan untuk Tunjang Performa Atlet")
