SHARE

istimewa

CARAPANDANG.COM - Harga minyak merosot sekitar empat persen ke level terendah dalam dua minggu pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang prospek permintaan energi global karena penguncian COVID-19 yang berkepanjangan di Shanghai dan potensi kenaikan suku bunga AS.

Minyak mentah berjangka Brent berjangka untuk pengiriman Juni anjlok 4,33 dolar AS atau 4,1 persen, menjadi ditutup pada 102,32 dolar per barel. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Juni kehilangan 3,53 dolar AS atau 3,5 persen, menjadi menetap di 98,54 dolar AS per barel.

Kedua kontrak acuan ditutup pada level terendah sejak 11 April setelah kehilangan hampir 5,0 persen minggu lalu. Sejak melonjak ke level tertinggi sejak 2008 pada awal Maret, harga minyak telah jatuh sekitar 25 persen.

"Prospek pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat tahun ini di tengah kenaikan suku bunga AS ... telah menyebabkan revisi turun perkiraan permintaan minyak," kata analis di konsultan Eurasia Group, mencatat "Semakin lama perang Ukraina dan penguncian China tetap ada, semakin tinggi risiko bahwa pertumbuhan permintaan akan semakin lemah."

Kemunduran terjadi karena investor menilai dampak COVID-19 pada prospek permintaan bahan bakar. Kesengsaraan penguncian COVID-19 di Shanghai memasuki ke minggu keempat, ketika perintah untuk pengujian massal di distrik terbesar Beijing itu memicu kekhawatiran bahwa ibu kota China dapat ditakdirkan untuk nasib yang sama.

China adalah importir minyak terbesar dunia.
 

Halaman :