SHARE

istimewa

CARAPANDANG.COM - Harga emas merosot lebih dari satu persen pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), berbalik melemah dari sesi sebelumnya karena dolar yang lebih kuat dan kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS menghalangi arus masuk safe-haven ke logam kuning.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange, anjlok 27,4 dolar AS atau 1,4 persen, menjadi ditutup di 1.959,00 dolar AS per ounce. Emas berjangka meningkat 11,5 dolar AS atau 0,58 persen menjadi 1.986,40 dolar AS per ounce pada Senin (18/4/2022).

Emas berjangka tergelincir 9,8 dolar AS atau 0,49 persen menjadi 1.974,90 dolar AS pada Kamis (14/4/2022) menjelang libur Paskah, setelah terangkat 8,6 dolar AS atau 0,44 persen menjadi 1.984,70 dolar AS pada Rabu (13/4/2022), dan melonjak 27,9 dolar AS atau 1,43 persen menjadi 1.976,10 dolar AS pada Selasa (12/4/2022).

Indeks dolar mencapai puncaknya selama lebih dari dua tahun, membuat emas lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang lainnya, karena peningkatan imbal hasil obligasi pemerintah AS di tengah ekspektasi bahwa Federal Reserve akan memperketat kebijakan moneternya.

Presiden Fed St Louis,James Bullard pada Senin (18/4/2022) mengulangi pernyataannya untuk meningkatkan suku bunga menjadi 3,5 persen pada akhir tahun untuk mengendalikan inflasi.

"Komentar-komentar hawkish dari para pejabat Fed mendorong suku bunga nominal dan riil di AS naik, sehingga membebani emas," kata analis UBS, Giovanni Staunovo.

Namun, "inflasi tinggi jangka pendek dan risiko geopolitik kemungkinan masih mendukung arus masuk ke produk emas dan kemungkinan akan mempertahankan perdagangan emas di sekitar level saat ini selama beberapa minggu mendatang," tambah Staunovo.
 

Halaman :
Tags
SHARE