SHARE

istimewa

CARAPANDANG - Harga emas melemah menjelang pengumuman data inflasi Amerika Serikat (AS) hari ini. Harga emas diperkirakan volatile sampai rilis tersebut keluar.

Pada perdagangan Senin (12/2/2024) harga emas di pasar spot ditutup melemah 0,22% di posisi US$ 2019,79 per troy ons. Pelemahan ini memperpanjang derita emas menjadi empat hari beruntun. Dalam empat hari tersebut, harga emas jatuh 0,77%.

Harga emas masih melemah pada hari ini, hingga pukul 06:31 WIB Selasa (13/2/2024), harga emas di pasar spot ada di posisi US$ 2018,90 per troy ons atau melemah 0,04%.

Harga emas tergelincir pada perdagangan Senin menjelang data inflasi AS. Pekan lalu, sejumlah pejabat  bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) menyampaikan jika pemangkasan suku bunga sulit dilakukan jika inflasi AS masih kencang.

Jim Wyckoff, analis senior di Kitco Metal, mengatakan penurunan suku bunga mungkin akan dilakukan pada semester kedua tahun ini karena data ekonomi AS akhir-akhir ini terlalu kuat untuk memungkinkan The Fed memangkas suku bunga pada bulan Mei 2024. Dia menambahkan, minat beli terhadap emas masih terbatas karena reli pasar saham baru-baru ini.

"Kami memperkirakan akan terjadi penurunan inflasi dan jika kami tidak mencapainya, hal ini akan memberikan tekanan pada harga," ujarnya kembali, kepada Reuters.

Para analis memproyeksikan Indeks Harga Konsumen (CPI) periode Januari akan mengalami kenaikan bulanan sebesar 0,2% sementara CPI inti diperkirakan naik 0,3%. Secara tahunan, inflasi akan melandai ke 2,9% pada Januari 2024 dari 3,4% pada Desember 2023.

Jika inflasi melaju lebih kencang dari proyeksi maka harga emas bisa kembali tertekan. Pasalnya, inflasi yang panas bisa membuat The Fed semakin lama memangkas suku bunga.

Pada pekan lalu, beberapa pengambil kebijakan The Fed, termasuk Ketua Jerome Powell mengatakan mereka akan menunggu penurunan suku bunga sampai mereka lebih yakin bahwa inflasi akan turun menjadi 2%.

Perangkat CME Fedwatch.menunjukkan pelaku pasar melihat peluang penurunan suku bunga sebesar 57% pada Mei 2024.

Catatan Bart Melek, kepala strategi komoditas di TD Securities mengatakan sambil menunggu penurunan suku bunga The Fed, permintaan fisik yang kuat dan pembelian sektor resmi diproyeksikan akan mengangkat harga ke rata-rata US$2.200/per troy ons pada kuartal berikutnya.

Harga emas sangat sensitif terhadap pergerakan suku bunga AS. Kenaikan suku bunga AS akan membuat dolar AS dan imbal hasil US Treasury menguat. Kondisi ini tak menguntungkan emas karena dolar yang menguat membuat emas sulit dibeli sehingga permintaan turun. Emas juga tidak menawarkan imbal hasil sehingga kenaikan imbal hasil US Treasury membuat emas kurang menarik.

Namun, suku bunga yang lebih rendah akan membuat dolar AS dan imbal hasil US Treasury melemah, sehingga dapat menurunkan opportunity cost memegang emas. Sehingga emas menjadi lebih menarik untuk dikoleksi. dilansir cnbcindonesia.com



Tags
SHARE