SHARE

Istimewa

CARAPANDANG - Harga emas mencoba melakukan perlawanan pada awal perdagangan hari ini, setelah ambruk tiga hari beruntun pada perdagangan sebelumnya. Pelemahan emas di awal tahun 2024 karena menguatnya dolar Amerika Serikat (AS) di tengah ekspetasi penurunan suku bunga oleh bank sentral AS The Federal Reverse (The Fed).

Pada perdagangan Selasa (2/1/2023) harga emas di pasar spot ditutup melemah 0,20% di posisi US$ 2058,51 per troy ons. Dengan demikian, harga emas melandai dalam tiga hari beruntun dengan pelemahan mencapai 0,9%.

Sementara, hingga pukul 05.22 WIB Rabu (3/1/2024), harga emas di pasar spot bergerak lebih tinggi atau naik 0,01% di posisi US$ 2058,72 per troy ons.

Emas memasuki tahun 2024 di bawah tekanan dari lonjakan dolar AS, namun tetap bertahan di tengah ekspektasi The Fed akan menurunkan suku bunga pada tahun ini dan meningkatnya kekhawatiran atas serangan terhadap pelayaran di Laut Merah.

Indeks dolar naik 0,88% di level 101,92 pada perdagangan Selasa (2/1/2023), di jalur kenaikan harian terbesar sejak Juli. Selain itu kenaikan imbal hasil Treasury AS yang lebih tinggi, membuat emas batangan yang dibanderol dalam dolar lebih mahal bagi pembeli luar negeri.

Pada perdagangan Selasa (2/1/2023) imbal hasil US Treasury tenor 10 tahun melesat 2,09% di level 3,94%. Dilansir cnbcindonesia.com



Tags
SHARE