SHARE

istimewa

CARAPANDANG - Lagi-lagi emas cetak harga tertinggi sepanjang masa atau All Time High pada perdagangan intraday dan penutupan perdagangan kemarin. Perpanjangan rekor emas seiring dengan meningkatnya taruhan penurunan suku bunga, membuat daya tarik emas lebih meningkat.

Pada perdagangan Kamis (7/3/2024) harga emas di pasar spot ditutup menguat 0,51% di posisi US$ 2.159,16 per troy ons. Harga penutupan tersebut merupakan rekor tertinggi sepanjang masa. Sebelum ditutup lebih rendah, emas kembali mencetak All Time High pada perdagangan intraday di level US$ 2.164,09 per troy ons.

Rekor kemarinmelampui catatan tertinggi sebelumnya pada Rabu di mana emas ditutup di posisi US$ 2.148,29 per troy ons. Dengan rekor kemarin maka harga emas sudah mencetak rekor selama lima hari beruntun yakni pada Jumat pekan lalu, Senin, Selasa, Rabu, dan Kamis pekan ini.

Rekor beruntun dalam sepekan melewati pencapaian pada 27 Desember 2023 yakni US$ 2.077,16 per troy ons.

Sementara itu, hingga pukul 06.15 WIB Jumat (8/3/2024), harga emas di pasar spot masih naik 0,03% di posisi US$ 2.159,79 per troy ons.

Emas melesat ke level tertinggi sepanjang masa pada perdagangan Kamis, memperpanjang rekor pergerakannya pada minggu ini karena meningkatnya spekulasi pelonggaran moneter Amerika Serikat (AS) menambah dorongan berkelanjutan terhadap emas batangan dari pembelian bank sentral dan permintaan safe-haven.

Chairman bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell mengatakan The Fed "tidak jauh" dari mendapatkan keyakinan yang cukup bahwa inflasi sedang menuju target 2% yang ditetapkan The Fed untuk dapat memulai penurunan suku bunga.

Menurut Fedwatch Tool CME, saat ini para pelaku pasar memperkirakan peluang penurunan suku bunga sebesar 74% pada bulan Juni, dibandingkan sekitar 63% pada tanggal 29 Februari.

Lingkungan suku bunga rendah berarti berkurangnya biaya peluang (opportunity cost) dalam memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding) dan membebani dolar, sehingga membuat emas batangan lebih murah bagi pembeli di luar negeri.

Taruhan penurunan suku bunga mendorong harga emas dan semua orang memperkirakan hal tersebut akan terjadi, menurut ahli strategi pasar Dewan Emas Dunia Joseph Cavatoni, kepada Reuters. Pembelian emas oleh bank sentral juga terus meningkat, tambah Cavatoni.

Arah pasar lebih lanjut bisa datang dari laporan non-farm payrolls AS yang akan dirilis pada hari Jumat.

Di pasar fisik emas, lonjakan harga diperkirakan akan mengurangi konsumsi selama musim pernikahan di India, namun pembeli utama China mungkin melihat permintaan safe-haven yang kuat.

Risiko geopolitik juga merupakan pendorong utama harga emas batangan, menurut James Steel, analis logam mulia di HSBC, kepada Reuters.

"Kami hanya memiliki sekelompok kecil aset yang dapat disebut sebagai safe haven oleh investor, dan emas adalah aset nomor satu di antara aset-aset tersebut."

Emas batangan telah naik lebih dari US$300 per troy ons sejak dimulainya perang Israel-Hamas.

Harga emas sangat sensitif terhadap pergerakan suku bunga AS. Kenaikan suku bunga AS akan membuat dolar AS dan imbal hasil US Treasury menguat. Kondisi ini tak menguntungkan emas karena dolar yang menguat membuat emas sulit dibeli sehingga permintaan turun. Emas juga tidak menawarkan imbal hasil sehingga kenaikan imbal hasil US Treasury membuat emas kurang menarik.

Namun, suku bunga yang lebih rendah akan membuat dolar AS dan imbal hasil US Treasury melemah, sehingga dapat menurunkan opportunity cost memegang emas. Sehingga emas menjadi lebih menarik untuk dikoleksi. dilansir cnbcindonesia.com

Tags
SHARE