SHARE

Ilustrasi

CARAPANDANG - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu sore melemah tipis, dibayangi ekspektasi kenaikan suku bunga acuan bank sentral AS, Federal Reserve (Fed) yang lebih agresif.

Rupiah ditutup melemah dua poin atau 0,02 persen ke posisi Rp14.413 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.411 per dolar AS.

"Dolar AS masih bergerak solid akhir-akhir ini yang dipicu oleh ekspektasi kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve," kata Analis Monex Investindo Futures Faisyal dalam kajiannya di Jakarta, Rabu (27/4/2022).

Bank sentral mengisyaratkan kenaikan sebesar 50 bps ketika mereka akan bertemu pada pekan depan dan mungkin akan melakukan kebijakan yang sama pada Juni dan Juli.

Sementara itu kekhawatiran pasar terhadap penyebaran virus COVID-19 di China semakin memburuk. Penyebaran yang dimulai di Shanghai mendorong pemerintah melakukan lockdown dan isolasi. Namun kini penularan telah meluas ke beberapa distrik di Beijing dan juga Mongolia.

Sementara itu di tempat lain, pelaku pasar masih memperhatikan perkembangan perang antara Ukraina dan Rusia.

Dalam berita terbaru menunjukkan bahwa perusahaan Polandia PGNIG mengatakan bahwa Rusia akan menghentikan pengiriman gas mulai 27 April dan mereka harus dibayar dengan rubel. Selain itu, Gazprom juga telah menghentikan pengiriman gas ke Bulgaria.

Rupiah pada pagi hari dibuka melemah ke posisi Rp14.402 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp14.375 per dolar AS hingga Rp14.433 per dolar AS.

Sementara itu kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Selasa melemah ke posisi Rp14.418 per dolar AS dibandingkan posisi hari sebelumnya Rp14.412 per dolar AS.