SHARE

Pembelajaran di masa pandemi (Ditjen GTK)

CARAPANDANG.COM – Kegiatan belajar mengajar mengalami gangguan karena pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19). Situasi penuh ketidakpastian ini menimbulkan banyak pertanyaan di kalangan orang tua, guru, dan murid.

Dalam acara yang digelar virtual oleh UNICEF Indonesia, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim menjawab sejumlah pertanyaan dari U-Reporter yang berpartisipasi. Turut berbincang seru aktris Sophia Latjuba sebagai perwakilan dari orang tua murid.

Muhammad Abyan Satrio yang mengikuti bootcamp coding, mengaku bahwa skill komunikasinya meningkat. Hal itu ditanggapi oleh Mendikbud bahwa yang didapatkan Abyan tak sekadar peningkatan kompetensi coding, melainkan juga kemampuan komunikasi, berkolaborasi.

Mas Menteri pun membeberkan sejumlah ciri Profil Pelajar Pancasila, serta harapannya untuk memperbesar skala project-based learning.

“Makanya saya ingin project-based learning. Saya ingin di kuliah project-based learning, di sekolah juga digedein project-based learning, untuk memicu kemandirian, kolaborasi, dan kreativitas,” kata Mendikbud Nadiem Makarim di Jakarta, Jumat (15/1/2021).

Lalu ada Khansa Nazifa yang menceritakan pengalamannya melakukan pembelajaran tatap muka di Aceh.

Nadiem mengungkap tentang kewenangan pemerintah daerah untuk menentukan pembelajaran tatap muka atau masih menerapkan pembelajaran jarak jauh. Mendikbud juga menekankan pentingnya menerapkan protokol kesehatan yang ketat bagi sekolah yang telah melakukan pembelajaran tatap muka.

“Semuanya harus mengikuti protokol kesehatan. Enggak boleh buka masker kalau presentasi. Siapa pun ngomong harus selalu pakai masker. Apalagi kalau ngomong, itu justru lebih penting lagi kalau ngomong pakai masker. Jangan pernah lupa ya,” pesan Mendikbud.

Lalu ada Cecilliana Theresa Gat dari Kupang yang bercerita tentang pembelajaran kombinasi.

Mendikbud Nadiem menanggapi Theresa bahwa kunci dari melalui masa sulit pandemi Covid-19 yakni dengan kreativitas.

“Kreativitas itu yang terpenting. Kreativitas guru yang membuat klaster-klaster di sekolah Theresa. Kemauan dan spirit, motivasi dari guru untuk datang ke anak-anak yang mungkin takut mereka ketinggalan pelajaran,” tutur Nadiem.

Mendikbud pun memuji sejumlah laku kreatif dan semangat penggerak guru dan tenaga kependidikan di masa pagebluk.

“Saya mendengar cerita yang luar biasa, guru-guru mengangkat anak untuk pergi ke sekolahnya lewat sungai, guru yang menggunakan dana BOS untuk membeli kapal agar anak-anak di pulau sebelah bisa nyampe. Guru-guru yang datang satu per satu ke rumah anak-anak untuk mengecek, bukan hanya dari sisi pembelajaran, tapi juga dari sisi emosional, apakah mereka senang atau tidak,” jelas Mendikbud Nadiem Makarim.