SHARE

istimewa

CARAPANDANG.COM- Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu pagi melemah seiring investor yang mencermati potensi dilakukannya kebijakan moneter ketat oleh The Fed ke depan.

Rupiah dibuka melemah 15 poin atau 0,1 persen ke posisi Rp14.485 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.470 per dolar AS.

Pengamat pasar uang Ariston Tjendra saat dihubungi di Jakarta, Rabu, mengatakan, rupiah mungkin berbalik melemah pada Rabu ini karena pelaku pasar mengantisipasi rilis notulen rapat kebijakan moneter bank sentral AS The Fed dini hari nanti.

"Notulen ini bisa memberikan indikasi potensi kebijakan moneter bank sentral AS akan lebih ketat ke depannya yang bisa mendorong penguatan dolar AS," ujar Ariston.

Sementara dari dalam negeri, kasus baru harian COVID-19 yang terus naik dan memecahkan rekor, masih menjadi kekhawatiran pasar yang bisa menekan rupiah.

"Bila terus naik, dikhawatirkan PPKM darurat akan berlangsung lebih lama dan ini akan menekan pertumbuhan ekonomi Indonesia," kata Ariston.

Pada Selasa (6/7), jumlah kasus baru COVID-19 mencapai 31.189 kasus, rekor baru kasus harian di Tanah Air, sehingga total kasus terkonfirmasi positif COVID-19 menjadi 2.345.018 kasus.

Pagi ini, lanjut Ariston, pasar juga menunggu data cadangan devisa Bank Indonesia.

"Data yang menunjukkan cadangan devisa masih bertahan di level tinggi, bisa menahan pelemahan rupiah," ujar Ariston.

Ariston mengatakan rupiah pada Rabu ini berpotensi bergerak melemah ke arah Rp14.520 per dolar AS dengan potensi support di kisaran Rp14.450 per dolar AS.

Pada Selasa (6/7), rupiah ditutup menguat 7 poin atau 0,04 persen ke posisi Rp14.470 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.477 per dolar AS.

Tags
SHARE