SHARE

istimewa

CARAPANDANG.COM- BUMN pariwisata PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) meningkatkan tata kelola kawasan The Nusa Dua, Bali sebagai upaya mendorong pemulihan sektor pariwisata di tengah pandemi COVID-19.

Peningkatan tata kelola tersebut meliputi penyiapan infrastruktur serta penyusunan dan implementasi Standard Operating Prosedure (SOP) sesuai dengan panduan pelaksanaan Cleanliness, Health, Safety, and Environmental Sustainability (CHSE) dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

"Untuk mendukung operasional kawasan serta berbagai program pemulihan pariwisata Bali, kami telah meningkatkan tata kelola kawasan berbasis protokol kesehatan, sehingga dapat memberikan jaminan keamanan dan kenyamanan bagi pengunjung yang datang, tinggal, dan beraktivitas di kawasan kami ini," kata Managing Director The Nusa Dua I Gusti Ngurah Ardita, dalam pernyataan pers ITDC, dikutip Jumat.

Ardita mengatakan, selain telah mengantongi sertifikasi CHSE, The Nusa Dua yang dikelola ITDC juga telah menyelesaikan pemberian vaksinasi bagi seluruh pekerja pariwisata dan masyarakat desa penyangga kawasan The Nusa Dua.

Penerapan protokol kesehatan bagi pengunjung dilakukan sejak kedatangan berupa pemeriksaan kartu identitas, booking confirmation, atau permit letter untuk dapat masuk dalam kawasan, yang kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan suhu tubuh di masing-masing hotel dan fasilitas.

Selain kewajiban penggunaan masker bagi seluruh pengunjung saat beraktivitas di dalam kawasan, ITDC juga memastikan pelaksanaan physical distancing berupa penerapan crowd management dengan membatasi jumlah pengunjung di suatu lokasi atraksi wisata maksimal 25 orang serta penerapan Queue and Interaction Management dengan mengatur jarak antrean sehingga dapat mencegah penumpukan pengunjung.



Setiap transaksi wisatasan di seluruh area The Nusa Dua pun menggunakan sistem cashless berupa penggunaan sistem Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS), sehingga mengurangi interaksi melalui sentuhan.

Saat meninggalkan kawasan, pengunjung juga akan mengikuti serangkaian pemeriksaan berupa pengukuran suhu tubuh saat check out di hotel, penggunaan masker serta pemeriksaan jumlah penumpang dalam kendaraan untuk memastikan penerapan jaga jarak.

"Sebagai upaya mitigasi, The Nusa Dua juga menyediakan layanan kesehatan dengan tenaga medis yang memadai dari BIMC Siloam Nusa Dua bekerja sama dengan seluruh hotel dan fasilitas di dalam kawasan untuk menangani wisatawan baik yang terindikasi maupun kondisi emergency terpapar COVID-19," jelas Ardita.

Saat ini, BIMC Siloam Nusa Dua juga menyediakan layanan test COVID-19 drive-thru and mobile services khusus untuk pengunjung atau wisatawan yang menginap di Kawasan The Nusa Dua.

Seluruh tenant yang beroperasi di Kawasan The Nusa Dua saat ini telah memperoleh sertifikasi CHSE dan seluruh pekerja di dalam kawasan beserta masyarakat desa penyangga telah menyelesaikan program vaksinasi.

Hal ini sebagai upaya meningkatkan kepercayaan diri wisatawan untuk berkunjung ke The Nusa Dua dan berwisata dalam travel corridor yang aman dan tersertifikasi, sehingga dengan mulai adanya kunjungan ini okupasi kawasan dapat terjaga.

Okupansi kawasan The Nusa Dua periode Januari – Juni 2021 tercatat secara berturut-turut sebesar 7,71 persen, 5,08 persen, 9,80 persen, 9,58 persen, 10,75 persen, dan 19,88 persen.

Sementara itu, jumlah kunjungan wisatawan ke The Nusa Dua pada Januari – Juni 2021 mencapai hampir 79.000 orang dan didominasi oleh wisatawan domestik sejumlah 70.366 orang. Kunjungan wisatawan domestik ini naik dibandingkan periode tahun sebelumnya yang hanya mencapai 28.160 orang.

"Kami selaku pengelola kawasan The Nusa Dua bersyukur bahwa tingkat okupansi kawasan tetap terjaga selama periode semester satu 2021. Peningkatan okupansi khususnya pada Juni 2021 antara lain didorong oleh meningkatnya kunjungan wisatawan domestik dan jumlah pertemuan yang diselenggarakan di dalam kawasan, baik yang diselenggarakan oleh instansi pemerintah maupun swasta," tambah Ardita.

Hingga akhir Juni ini, tercatat sebanyak 17 hotel dan villa sudah beroperasi dari sebanyak 20 hotel dan villa yang ada di kawasan, dengan jumlah kamar tersedia sebanyak lebih dari 4.600 kamar dari total 5.175 kamar.

Jumlah itu meningkat dari 2.410 kamar yang dioperasikan oleh tujuh tenant hotel sebelum 31 Juli 2020. Sementara itu, sebanyak tujuh fasilitas sudah beroperasi dari sebanyak 10 fasilitas yang ada di kawasan.

"Dengan kelengkapan fasilitas terintegrasi dan SOP protokol kesehatan yang ketat di dalam kawasan, kami optimis tingkat okupansi kawasan tetap menunjukkan tren positif, dan berharap agar peningkatan-peningkatan ini dapat berkontribusi terhadap pemulihan pariwisata Bali," tutup Ardita.

Tags
SHARE