SHARE

Kegiatan Vaksinasi Di Kepri yang disaksikan langsung oleh Gubernur Ansar Ahmad (istimewa)

CARAPANDANG.COM – Wakil Ketua Harian Satgas Penanganan COVID-19 Provinsi Kepulauan Riau, Tjetjep Yudiana mengatakan sampai saat ini baru sekitar 13 persen warga Kepri yang telah melakukan vaksinasi.

“Ya baru sekitar 203.787 orang, sekitar 13 persen,” tutue Tjetjep, Kamis (3/6/2021).

Satgas menargetkan untuk wilayah Kepri ada sekitar 1.476.091 orang yang akan divaksin. Untuk saat ini, Tjetjep mengatakan kemampuan vaksinasi harian di Kepri tidak lebih dari 10.000 orang per hari.

"Target minimal 20.000 per hari wajib kita capai,” kata Tjetjep.

Dari catatan Satgas, kata dia, saat ini sisa vaksin AstraZeneca masih sebanyak 18.892 vial, sementara Sinovac ada sekitar 4.803 vial.

Tjetjep berharap semua pihak fokus menghabiskan vaksin AstraZeneca yang sudah tersebar di semua kabupaten/kota.

"Setelah dilakukan evaluasi, jika dilakukan secara masif dikaitkan dengan kemampuan vaksinator, kemudian mendapat sambutan dari masyarakat sebetulnya dalam satu hari bisa memvaksin sebanyak 67.500 orang. Namun, terdapat permasalahan seperti sosialisasi vaksinasi dan kemauan masyarakat untuk divaksin masih kurang,” tutur Tjetjep.

Sementara itu, Gubernur Kepri Ansar Ahmad meminta masing-masing kabupaten/kota untuk mengejar kegiatan vaksinasi sampai akhir Juni 2021 harus mencapai angka 50 persen. Terutama vaksin AstraZeneca yang masih cukup banyak jumlahnya.

Menurutnya, masih ada 180.000 sasaran yang harus divaksin dengan waktu tidak sampai satu bulan lagi.

"Vaksinasi sebelumnya saat kabupaten/kota lain melandai difokuskan ke Tanjungpinang, Bintan dan Batam. Namun karena saat ini fluktuasinya menanjak, maka dikirim dalam jumlah yang besar ke kabupaten lain," ungkap Ansar.

Sementara untuk kegiatan vaksinasi karyawan-karyawan perusahaan, lanjut Ansar, dapat dilaksanakan dengan catatan mereka diundang untuk melakukan vaksinasi di pusat-pusat vaksinasi terpadu yang telah ditentukan.

"Artinya tidak dilakukan di perusahaan masing-masing. Karena nanti akan ada sebagian perusahaan yang melakukan Vaksinasi Gotong-royong," tuturnya.

Dia juga mengutarakan peran PPKM mikro selain vaksinasi merupakan alat yang harus dimaksimalkan untuk mempercepat turunnya kasus positif COVID-19 ini.

PPKM Mikro secara institusinya mengandalkan TNI dan Polri karena cakupannya sampai ke daerah terkecil.

"Kita memang harus memikirkan kebutuhan-kebutuhan harian bagi yang isolasi mandiri. Jika target vaksinasi tercapai dan PPKM mikro dioptimalkan, saya yakin perkembangan COVID-19 akan terus menurun," kata Ansar.